الفرق بين وسوسة الشيطان ووسوسة النفس : أن النفس تعاود الأمر بالمنكر مرات، ولكن الشيطان يلقيه مرة ثمّ لا يعود بعد ذلك، أخذوا ذلك من صيغة المبالغة الموجودة في قوله : ( إنّ النّفس لأ مّارة بالسّوء) سورة يوسف آية: ٥٣.
Perbedaan antara bisikan syetan dan bisikan nafsu, bagaimana cara kita membedakan antara bisikan syetan dan bisikan nafsu?
Bisikan nafsu cenderung mengajak atau mendorong seseorang untuk melakukan suatu kejelekan dan keburukan secara kontinu dan berlanjut. sebagaimana Allah Swt berfirman:
(إنّ النّفس لأمّارة بالسّوء)
di dalam ayat tersebut Allah Swt menggunakan kalimat Ammarah yang menunjukan kepada Shigat al-Mubalaghoh artinya tikror atau berulang kali. Seperti kecenderungan seseorang ingin melakukan suatu perbuatan buruk padahal dia sudah tahu bahwa perbuatan tersebut dilarang oleh syari'at.
Adapun bisikan syetan selalu mengajak atau mendorong seseorang untuk berbuat kejelekan dan keburukan akan tetapi tidak berulang kali sebagaimana bisikan nafsu. Karena syetan menggoda dengan berbagai macam cara supaya manusia terjerumus kedalam kebathilan dan jauh dari syari'at Islam. Seperti rasa malas dalam melaksanakan shalat, ajakan untuk melakukan perbuatan yang haram, makruh, zina, dan maksiat-maksiat lainnya.
Para ulama telah mengklasifikasikan nafsu kepada 7 tingkatan:
1. Nafsu ammaroh bissu'
2. Nafsu lawwaamah
3. Nafsu mulhimah
4. Nafsu rodhiyah
5. Nafsu mardiyah
6. Nafsu mutmainnah
7. Nafsu kaamilah
Dari setiap tingkatan tersebut terdapat sepuluh ribu hijab yang menghalangi antara hamba dan rabnya, maka jumlah penghalang antara hamba dan rabnya ada 70 ribu hijab, dan dari setiap tingkatannya memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda. Setiap nafsu bisa naik derajat ketingkat yang lebih tinggi sesuai dengan amaliah yang dikerjakan, seperti dzikir, membaca alqur'an dan lain sebagainya. Dari tujuh tingkatan tadi, nafsu ammaaroh bissu' adalah tingkatan yang paling rendah.
Oleh karena itu agar seseorang bisa naik ke derajat yang lebih tinggi, maka ia senantiasa membiasakan diri untuk bedzikir kepada Allah Swt di manapun dan di kapanpun kita berada. Baik dzikir jahar ataupun khofi (di dalam hati). Sekalipun sedang berada di kamar mandi, di kampus, di jalan, dan lain sebagainya, juga senantiasa menjauhi perkara yang dilarang dan dimurkai oleh Allah Swt dan Rasulnya.
*dikutip dari buku
Dr. Ali Goma', At-thoriq ila Allah, cet ke-1, (Kairo Mesir: Dar-el Muqottom, 2015)
AsepSM

Komentar
Posting Komentar